contoh penanganan kasus parkinson
BAB I
DASAR TEORI
Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf (neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidakteraturan pergerakan (movement disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot.
Penyakit Parkinson
pertama kali diuraikan dalam sebuah monograf oleh James Parkinson
seorang dokter di London, Inggris, pada tahun 1817. Di dalam tulisannya,
James Parkinson mengatakan bahwa penyakit (yang akhirnya dinamakan
sesuai dengan namanya) tersebut memiliki karakteristik yang khas yakni tremor, kekakuan dan gangguan dalam cara berjalan (gait difficulty).
Penyakit Parkinson
bisa menyerang laki-laki dan perempuan. Rata-rata usia mulai terkena
penyakit Parkinson adalah 61 tahun, tetapi bisa lebih awal pada usia 40
tahun atau bahkan sebelumnya. Jumlah orang di Amerika Serikat dengan
penyakit Parkinson’s diperkirakan antara 500.000 sampai satu juta,
dengan sekitar 50.000 ke 60.000 terdiagnosa baru setiap tahun. Angka
tersebut meningkat setiap tahun seiring dengan populasi umur penduduk
Amerika.
Sementara sebuah sumber menyatakan bahwa Penyakit Parkinson menyerang
sekitar 1 diantara 250 orang yang berusia diatas 40 tahun dan sekitar 1
dari 100 orang yang berusia diatas 65 tahun. Beberapa orang ternama
yang mengidap Penyakit Parkinson
diantaranya adalah Bajin (sasterawan terkenal China), Chen Jingrun
(ahli matematik terkenal China), Muhammad Ali (mantan peninju terkenal
A.S.), Michael J FoxThe Michael J Fox Foundation For Parkinson’s Research. (seorang bintang film Hollywood terkenal) yang kini aktif dengan
Penyebab Penyakit Parkinson (Parkinson’s Disease)
Penyebab pasti Penyakit Parkinson
masih belum diketahuii, meskipun penelitian mengarah pada kombinasi
faktor genetik dan lingkungan.Jauh di dalam otak ada sebuah daerah yang
disebut ganglia basalis. Jika otak memerintahkan suatu aktivitas (misalnya mengangkat lengan), maka sel-sel saraf di dalam ganglia basalis akan membantu menghaluskan gerakan tersebut dan mengatur perubahan sikap tubuh. Ganglia basalis mengolah sinyal dan mengantarkan pesan ke talamus, yang akan menyampaikan informasi yang telah diolah kembali ke korteks serebri. Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan oleh bahan kimia neurotransmiter sebagai impuls listrik di sepanjang jalur saraf dan diantara saraf-saraf. Neurotransmiter yang utama pada ganglia basalis adalah dopamin.
Pada Penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran sehingga pembentukan dopamin
berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih
sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamin biasanya tidak diketahui. Tampaknya faktor genetik tidak memegang peran utama, meskipun penyakit ini cenderung diturunkan.
Neurodegenerative disorders lainnya termasuk Penyakit Alzheimer’s, penyakit Huntington’s, dan amyotrophic lateral sclerosis, atau penyakit Lou Gehrig’s serta banyak penyakit mental lainnya.
Akan
tetapi ada beberapa faktor risiko (multifaktorial) yang telah
dikenalpasti dan mungkin menjadi penyebab penyakit parkinson yakni :
- Usia, karena Penyakit Parkinson umumnya dijumpai pada usia lanjut dan jarang timbul pada usia di bawah 30 tahun.
- Ras, di mana orang kulit putih lebih sering mendapat penyakit Parkinson daripada orang Asia dan Afrika.
- Genetik, factor genetik amat penting dengan penemuan pelbagai kecacatan pada gen tertentu yang terdapat pada penderita Penyakit Parkinson, khususnya penderita Parkinson pada usia muda.
- Toksin (seperti 1-methyl-4-phenyl-1,2,3,6-trihidroxypyridine (MPTP), CO, Mn, Mg, CS2, methanol, etanol dan sianida), penggunaan herbisida dan pestisida, serta jangkitan.
- Cedera kranio serebral, meski peranannya masih belum jelas, dan
- Tekanan emosional, yang juga dipercayai menjadi faktor risiko.
Diagnosa Gejala Penyakit Parkinson
4 Tanda-tanda dan gejala utama Penyakit Parkinson:
- Menggeletar (pada jari, tangan, kaki, rahang dan / atau muka)
- Kaku pada anggota badan (tangan, kaki dan / atau tubuh badan – Rigidity)
- Pergerakan badan yang perlahan (Bradykinesia)
- Masalah ketidakseimbangan postur dan koordinasi badan yang dapat mengakibatkan jatuh.
Penyakit Parkinson
dimulai secara samar-samar dan berkembang secara perlahan. Pada banyak
penderita, pada mulanya Penyakit Parkinson muncul sebagai tremor (gemetar) tangan ketika sedang beristirahat, tremor akan berkurang jika tangan digerakkan secara sengaja dan menghilang selama tidur. Stress emosional atau kelelahan bisa memperberat tremor. Pada awalnya tremor terjadi pada satu tangan, akhirnya akan mengenai tangan lainnya, lengan dan tungkai. Tremor juga akan mengenai rahang, lidah, kening dan kelopak mata.
Pada sepertiga penderita Penyakit Parkinson,
tremor bukan merupakan gejala awal; pada penderita lainnya tremor
semakin berkurang sejalan dengan berkembangnya penyakit dan sisanya
tidak pernah mengalami tremor.
Penderita Penyakit Parkinson
mengalami kesulitan dalam memulai suatu pergerakan dan terjadi kekakuan
otot. Jika lengan bawah ditekuk ke belakang atau diluruskan oleh orang
lain, maka gerakannya terasa kaku. Kekakuan dan imobilitas bisa
menyebabkan sakit otot dan kelelahan. Kekakuan dan kesulitan dalam
memulai suatu pergerakan bisa menyebabkan berbagai kesulitan. Otot-otot
kecil di tangan seringkali mengalami gangguan, sehingga pekerjaan sehari
-hari (misalnya mengancingkan baju dan mengikat tali sepatu) semakin
sulit dilakukan.
Penderita Penyakit Parkinson
mengalami kesulitan dalam melangkah dan seringkali berjalan
tertatih-tatih dimana lengannya tidak berayun sesuai dengan langkahnya.
Jika penderita Penyakit Parkinson sudah mulai berjalan, mereka mengalami
kesulitan untuk berhenti atau berbalik. Langkahnya bertambah cepat
sehingga mendorong mereka untuk berlari kecil supaya tidak terjatuh.
Sikap tubuhnya menjadi bungkuk dan sulit mempertahankan keseimbangan
sehingga cenderung jatuh ke depan atau ke belakang.
Wajah penderita Penyakit Parkinson menjadi kurang ekspresif karena otot-otot wajah untuk membentuk ekspresi tidak bergerak. Kadang berkurangnya ekspresi wajah ini disalah artikan sebagai depresi,
walaupun memang banyak penderita Penyakit Parkinson yang akhirnya
mengalami depresi. Pandangan tampak kosong dengan mulut terbuka dan
matanya jarang mengedip. Penderita Penyakit Parkinson seringkali ileran
atau tersedak karena kekakuan pada otot wajah dan tenggorokan
menyebabkan kesulitan menelan. Penderita Penyakit Parkinson berbicara
sangat pelan dan tanpa aksen (monoton) dan menjadi gagap karena mengalami kesulitan dalam mengartikulasikan fikirannya.
Sebagian besar penderita memiliki intelektual yang normal, tetapi ada juga yang menjadi pikun Perawatan Penderita Penyakit Parkinson Pengobatan Penyakit Parkinson
memiliki sejarah yang cukup panjang. Fakta menunjukkan bahawa terdapat
penurunan kadar dopamin pada Penyakit Parkinson di awal tahun 1960-an,
membawa dunia pengobatan kepada penemuan obat levodopa, suatu prekursor dopamin,
yang secara efektif dapat memperbaiki gejala-gejala pada Penyakit
Parkinson (kajian oleh Barbeau 1962; Birkmayer & Hornikewicz 1962;
serta Cotzias et al 1967). Namun levodopa tersebut tidak menyembuhkan
penyakit atau menghentikan perkembangan Penyakit Parkinson, tetapi
obat-obat tersebut menyebabkan penderita lebih mudah melakukan suatu
gerakan dan memperpanjang harapan hidup penderita
Selain terapi farmakologi, intervensi pembedahan juga memiliki sejarah panjang hingga wujudnya teknik-teknik seperti palidotomi, thalamotomi dan deep brain stimulation.
Kajian terakhir melaporkan bahwa Ernest Arenas dan rekannya telah
mengenalpasti sumber baru untuk sel dopamin yang berasal dari neuron sel
stem otak tengah bahagian ventral (Ventral Midbrain (VM) neuron stem
cell). Sel stem dimunculkan sebagai tawaran menarik dalam terapi
penggantian sel pada penyakit parkinson karena mempunyai kapasita yang
besar untuk menghasilkan sel dopamin (Arenas, et al, 2008).
BAB II
STUDI KASUS
A. KASUS
Tn
P 60 th sedang beristirahat di kursi kerjanya tiba tiba tangan nya
gemetar(tremor),terasa kaku dan mengalami bradikinesia,Tn P akhir akhir
ini mengalami gangguan tidur dan konstipasi.diketahui Tn P bekerja
sebagai buruh tani dan sering berhubungan dengan penggunaan pestisida.
Bagaimana tata laksana terapinya?
B. ANALISIS KASUS
Dalam analisis kasus digunakan metode SOAP,
SUBJECTIVE (S)
Nama : Tn. P
Usia : 60 tahun
Keluhan : tremor pada tangan, terasa kaku, bradikinesia, gangguan tidur, konstipasi.
OBJEKTIF (O)
Tidak ada
ASSASMENT (A)
Pasien menderita penyakit Parkinson
PLAN (P)
Tujuan terapi:
1. Meminimalkan gejala yang timbul.
2. Mempertahankan kualitas hidup.
Terapi nonfarmakologi
1. Edukasi
2. Memberi support pada penderita.
3. Meningkatkan asupan nutrisi yang baik dan banyak serat.
4. Pelatihan gerak.
Terapi Farmakologi:
Dianalisis dengan 4T + 1W
1. Tepat Indikasi
Nama Obat
|
Indikasi
|
Keterangan
|
Levodopa
|
Parkinson
|
Tepat Indikasi
|
Carbidopa
|
Parkinson
|
Tepat Indikasi
|
2. Tepat Obat
Nama Obat
|
Mekanisme
|
Keterangan
|
Levodopa
|
Diubah oleh 1-AAD menjadi dopamine.
|
Tepat Obat
|
Carbidopa
|
Memblok 1-AAD dijaringan perifer.
|
Tepat Obat
|
3. Tepat Pasien
Nama Obat
|
Kontraindikasi
|
Keterangan
|
Levodopa
|
Epilepsi, tukak lambung, gangguan ginjal berat, kehamilan dan menyusui.
|
Tepat Pasien
|
Carbidopa
|
Epilepsi, tukak lambung, gangguan ginjal berat, kehamilan dan menyusui.
|
Tepat Pasien
|
4. Tepat Dosis
Nama Obat
|
Dosis Standart
|
Dosis dianjurkan
|
Levodopa
|
100 - 250 mg
|
3 X sehari 100 mg
|
Carbidopa
|
10 – 25 mg
|
3 X sehari 25 mg
|
5. Waspada Efek Samping
Nama Obat
|
Efek Samping
|
Saran
|
Levodopa
|
Mual, muntah, hipotensi postural, mimpi buruk.
|
Bila gejala efek samping timbul segera konsultasi dengan dokter.
|
Carbidopa
|
Diskinensia, ott kedutan, mual, muntah, depresi, perubahan mental.
|
Bila gejala efek samping timbul segera konsultasi dengan dokter.
|
BAB III
MONITORING DAN KIE
A. RENCANA MONITORING DAN TINDAK LANJUT
1. Memonitoring gejala penyakit yang timbul, apakah mulai membaik atau tidak.
2. Monitoring
efek samping obat, jika efek samping obat yang terjadi dan memiliki
khasiat keamanan yang merugikan pasien maka sebaiknya obat diganti degan
indikasi yang sama.
3. Terapi
non farmakologi terus dilanjutkan, terutama meningkatkan asupan nutrisi
yang baik dan banyak serat agar pasien tidak mengalami konstipasi.
B. KIE (KONSULTASI, INFORMASI, DAN EDUKASI)
1. Pasien diharapkan melakukan diet protein tinggi.
2. Pasien dihimbau untuk menghindari aktifitas yang berlebihan.
3. Hindari minum obat secara bersamaan atau setelah makanan karena menurunkan efek levodopa.
4. Pasien diharapkan taat dalam minum obat.
BAB IV
PEMBAHASAN
Tujuan
dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat memahami dan mengevaluasi
tatalaksana terapi pada penyakit epilepsi dan Parkinson. Berdasarkan
keluhan pasien yang mengalami tremor tangan, terasa kaku, bradikinesia,
gangguan tidur, konstipasi. Maka, pasien didiagnosa menderita Parkinson.
Parkinson adalah penyakit
neurodegeneratif yang bersifat kronis progresif, merupakan penyakit
terbanyak kedua setelah demensia Alzheimer. Penyakit ini memiliki
dimensi gejala yang sangat luas sehingga baik langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi kualitas hidup penderita maupun keluarga.Pertama
kali ditemukan oleh seorang dokter inggris yang bernama James Parkinson
pada tahun 1887. Penyakit ini merupakan suatu kondisi ketika seseorang mengalami ganguan pergerakan.
Tanda-tanda khas yang ditemukan pada penderita diantaranya resting tremor, rigiditas, bradikinesia, dan instabilitas postural. Tanda-tanda
motorik tersebut merupakan akibat dari degenerasi neuron dopaminergik
pada system nigrostriatal. Namun, derajat keparahan defisit motorik
tersebut beragam. Tanda-tanda motorik pasien sering disertai depresi,
disfungsi kognitif, gangguan tidur, dan disfungsi autonom.
Penyebab pasti Penyakit Parkinson masih belum diketahui, Jauh di dalam otak ada sebuah daerah yang disebut ganglia basalis. Jika otak memerintahkan suatu aktivitas (misalnya mengangkat lengan), maka sel-sel saraf di dalam ganglia basalis akan membantu menghaluskan gerakan tersebut dan mengatur perubahan sikap tubuh. Ganglia basalis mengolah sinyal dan mengantarkan pesan ke talamus, yang akan menyampaikan informasi yang telah diolah kembali ke korteks serebri. Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan oleh bahan kimia neurotransmiter sebagai impuls listrik di sepanjang jalur saraf dan diantara saraf-saraf. Neurotransmiter yang utama pada ganglia basalis adalah dopamin.
Pada Penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran sehingga pembentukan dopamin
berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih
sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamin biasanya tidak diketahui. Tampaknya faktor genetik tidak memegang peran utama, meskipun penyakit ini cenderung diturunkan.
Metode
yang digunakan dalam penyelesaian kasus kali ini adalah metode SOAP,
dimana berdasarkan data-data subjektif dapat diambil kesimpulan bahwa
pasien menderita Parkinson.
Rencana terapi yang dilakuan meliputi tujuan terapi: diantaranya Meminimalkan gejala yang timbul dan Mempertahankan kualitas hidup.
Strategi
terapi yang dilakukan, diantaranya adalah terapi farmakologi dan terapi
non farmakologi. Terapi nonfarmakologi yang diberikan yaitu:
1. Edukasi, memberikan pengetahuan terhadap pasien mengenai penyakit yang dideritanya.
2. Memberi
support pada penderita, hal ini sangat penting diberikan untuk pasien
khususnya dari keluarga pasien untuk memberikan semangat terhadap
pasien.
3. Meningkatkan
asupan nutrisi yang baik dan banyak serat. Yang mana Makanan kaya serat
bisa membantu mengatasi sembelit akibat kurangnya aktivitas, dehidrasi
dan beberapa obat. Pemberian makanan harus benar-benar diperhatikan
karena kekakuan otot bisa menyebabkan penderita mengalami kesulitan
menelan sehingga bisa mengalami kekurangan gizi (malnutrisi).
4. Pelatihan
gerak, untuk mempertahankan mobilitas dari pasien. Terapi fisik dan
pemakaian alat bantu mekanik (misalnya kursi roda) bisa membantu
penderita tetap mandiri.
Dengan melihat algoritma terapi Parkinson, maka kami memberikan Terapi farmakologi yang diantaranya:
1. Levodopa
Sejak
diperkenalkan akhir tahun 1960an, levodopa dianggap merupakan obat yang
paling banyak dipakai sampai saat ini. Levodopa dianggap merupakan
tulang punggung pengobatan penyakit parkinson. Berkat levodopa, seorang
penderita parkinson dapat kembali beraktivitas secara normal.
Banyak
dokter menunda pengobatan simtomatis dengan levodopa sampai memang
dibutuhkan. Bila gejala pasien masih ringan dan tidak mengganggu,
sebaiknya terapi dengan levodopa jangan dilakukan. Hal ini mengingat
bahwa efektifitas levodopa berkaitan dengan lama waktu
pemakaiannya.Levodopa melintasi sawar-darah-otak dan memasuki susunan
saraf pusat dan mengalami perubahan ensimatik menjadi dopamin. Dopamin
menghambat aktifitas neuron di ganglia basal.
Efek samping levodopa dapat berupa:
1. Neusea, muntah, distress abdominal
2. Hipotensi postural
3. Sesekali
akan didapatkan aritmia jantung, terutama pada penderita yang berusia
lanjut. Efek ini diakibatkan oleh efek beta-adrenergik dopamine pada
system konduksi jantung. Ini bias diatasi dengan obat beta blocker
seperti propanolol.
4. Diskinesia.
Diskinesia yang paling sering ditemukan melibatkan anggota gerak, leher
atau muka. Diskinesia sering terjadi pada penderita yang berespon baik
terhadap terapi levodopa. Beberapa penderita menunjukkan gejala on-off yang
sangat mengganggu karena penderita tidak tahu kapan gerakannya mendadak
menjadi terhenti, membeku, sulit. Jadi gerakannya terinterupsi sejenak.
5. Abnormalitas
laboratorium. Granulositopenia, fungsi hati abnormal dan ureum darah
yang meningkat merupakan komplikasi yang jarang terjadi pada terapi
levodopa.
Dosis standart dari Levodopa 100 – 250 mg dan dianjurkan untuk diminum 3 X sehari 100 mg.
2. Carbidopa
Dosis standart dari Carbidopa 10 – 25 mg dan dianjurkan untuk diminum 3 X sehari 25 mg.
Berdasarkan
analisis 4T + 1W (tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien, tepat
dosis, dan waspada efek samping) maka obat yang digunakan sudah memenuhi
syarat kerasionalan obat.
Levodopa dikombinasikan dengan carbidopa kerena Levodopa merupakan pengobatan utama untuk penyakit parkinson. Di
dalam otak levodopa dirubah menjadi dopamine. L-dopa akan diubah
menjadi dopamine pada neuron dopaminergik oleh L-aromatik asam amino
dekarboksilase (dopa dekarboksilase). Walaupun demikian, hanya 1-5% dari
L-Dopa memasuki neuron dopaminergik, sisanya dimetabolisme di sembarang
tempat, mengakibatkan efek samping yang luas. Karena
mekanisme feedback, akan terjadi inhibisi pembentukan L-Dopa endogen.
Carbidopa dan benserazide adalah dopa dekarboksilase inhibitor, membantu
mencegah metabolisme L-Dopa sebelum mencapai neuron dopaminergik.
Levodopa
mengurangi tremor, kekakuan otot dan memperbaiki gerakan. Penderita
penyakit parkinson ringan bisa kembali menjalani aktivitasnya secara
normal. Obat ini diberikan bersama carbidopa untuk meningkatkan
efektivitasnya & mengurangi efek sampingnya.
Setelah
dilakukan terapi pada pasien baik farmakologi maupun non farmakologi
perlu dilakukan monitoring dan tindak lanjut dengan tujuan mengetahui
efektifitas dari terapi yang diberikan.
Karena
disini digunakan levodopa dan dalam terapi non farmakologi dianjurkan
untuk diet protein, karena apabila levodopa berikatan dengan protein
maka efek terapi dari levodopa akan terganggu dan mengalami penurunan.
Intake protein yang berlebih dapat mengurangi absorbsi levodopa.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
· Terapi
farmakologi yang diberikan adalah Levodopa dan Carbidopa yang
dikombinasikan. Yang mana untuk Levodopa digunakan 100 mg yang digunakan
3 X sehari. Dan untuk Carbidopa digunakan 25 mg yang diminum 3 X
sehari.
· Terapi nonfarmakologi yang diberikan yaitu:
1. Edukasi, memberikan pengetahuan terhadap pasien mengenai penyakit yang dideritanya.
2. Memberi
support pada penderita, hal ini sangat penting diberikan untuk pasien
khususnya dari keluarga pasien untuk memberikan semangat terhadap
pasien.
3. Meningkatkan
asupan nutrisi yang baik dan banyak serat. Yang mana Makanan kaya serat
bisa membantu mengatasi sembelit akibat kurangnya aktivitas, dehidrasi
dan beberapa obat. Pemberian makanan harus benar-benar diperhatikan
karena kekakuan otot bisa menyebabkan penderita mengalami kesulitan
menelan sehingga bisa mengalami kekurangan gizi (malnutrisi).
4. Pelatihan
gerak, untuk mempertahankan mobilitas dari pasien. Terapi fisik dan
pemakaian alat bantu mekanik (misalnya kursi roda) bisa membantu
penderita tetap mandiri.
B. SARAN
1. Melakukan serta mentaati semua terapi pengobatan yang diberikan baik terapi farmakologi maupun non farmakologi.
2. Kepatuhan pasien juga sangat berperan dalam keberhasilan terapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar